Jakarta, Bahan makanan
yang sehat dapat berarti bahan makanan yang tumbu, dan dijual dengan
pengolahan dan bahan kimia yang minimal. Memilih bahan makanan organik
lebih baik daripada bahan makanan yang banyak melibatkan bahan kimia
saat pengolahannya.
Selain bersih dari bahan kimia, pengolahan makanan sebaiknya juga
terjaga kebersihannya dari kontaminasi berbagai bakteri. Namun dalam
beberapa kasus, metode pengolahan bahan makanan oleh produsen saat ini
tidak cukup bersih. Hasilnya adalah gangguan bagi kesehatan kita,
lingkungan, atau keduanya.
Maka perlu kita liat saran dari beberapa ahli mengenai makanan yang sebaiknya tidak kita konsumsi seperti dikutip dari FoxNewsHealth, antara lain:
1. Ahli endokrinologi menyarankan jangan mengonsumsi tomat kalengan
Lapisan resin kaleng mengandung bisphenol A (BPA). BPA merupakan sebuah
estrogen sintetis yang telah dikaitkan dengan penyakit mulai dari
masalah reproduksi, penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Keasaman
dari tomat dapat menyebabkan BPA larut ke dalam makanan.
Hasil studi menunjukkan bahwa, tingginya kadar BPA dalam tubuh dapat
menekan produksi sperma atau menyebabkan kerusakan kromosom pada telur
hewan.
"Seseorang bisa mendapatkan 50 mcg BPA per liter dari tomat kalengan.
Solusinya adalah pilihlah tomat dalam botol kaca," kata Vom Saal
Fredrick, seorang endokrinologi dari University of Missouri.
2. Ahli peternakan menyarankan jangan mengonsumsi daging sapi yang makan jagung bukan rumput
Sapi berevolusi untuk makan rumput, bukan biji-bijian. Tetapi pakan
ternak dan kedelai seringkali digunakan untuk menggemukkan agar hewan
ternak lebih cepat untuk disembelih.
Dibandingkan dengan daging sapi yang makan jagung, daging sapi yang
makan rumput memiliki kandungan yang lebih tinggi dari beta karoten,
magnesium, vitamin E, omega 3, asam linoleat terkonjugasi (CLA),
kalsium, dan potasium.
"Selain itu juga memiliki kandungan yang lebih rendah dari omega 6, dan
lemak jenuh yang telah dikaitkan dengan penyakit jantung. Solusinya
adalah dengan memilih daging sapi yang makan rumput," kata para
peneliti dari Clemson University.
3. Ahli toksikologi menyarankan jangan mengonsumsi makanan yang dimasak dengan microwave
Menurut sebuah penelitian baru dari UCLA, bahan kimia, termasuk asam
perfluorooctanoic (PFOA), adalah bagian dari sebuah kelas senyawa yang
dapat dikaitkan dengan ketidaksuburan pada manusia. Dalam pengujian
hewan, zat kimia tersebut dapat menyebabkan kanker hati, testis, dan
pankreas.
Hasil studi menunjukkan bahwa, microwave menyebabkan bahan kimia untuk
menguap dan bermigrasi ke dalam makanan. Bahan kimia tersebut dapat
tinggal dan terakumulasi di tubuh selama bertahun-tahun.
"Solusinya adalah jangan terlalu memasak makanan menggunakan microwave,
meskipun cara tersebut memang sangat praktis.," kata Olga Naidenko,
seorang ilmuwan senior untuk Environmental Working Group.
4. Ahli pertanian menyarankan jangan mengonsumsi bahan makanan yang bukan organik
Akar sayuran dapat menyerap herbisida, pestisida, dan fungisida dari tanah. Solusinya adalah pilihlah buah dan sayuran organik.
5. Ahli perikanan menyaranakan untuk tidak makan ikan hasil budidaya
Jangan memakan ikan hasil budidaya karena biasanya ikan-ikan tersebut
memakan makanan yang tidak sehat bahkan memakan sampah. Akibatnya,
ikan-ikan tersebut lebih rendah vitamin D dan lebih tinggi kontaminan,
termasuk karsinogen, PCB, brominated flame retardants, dan pestisida
seperti dioxin dan DDT.
Ikan yang paling terkontaminasi berasal dari Eropa Utara. DDT telah
dikaitkan dengan risiko diabetes dan obesitas. Tetapi beberapa ahli
gizi percaya bahwa manfaat dari omega 3 lebih besar daripada risiko
bagi kesehatan dari ikan-ikan tersebut.
Ada juga kekhawatiran mengenai tingginya tingkat antibiotik dan pestisida yang digunakan pada ikan-ikan tersebut.
"Solusinya adalah sebaiknya memilih ikan yang ditangkap dari laut atau
danau, bukan dari hasil budidaya," Dr. David Carpenter, direktur
Institut Kesehatan dan Lingkungan di University at Albany.
6. Peneliti kanker menyarankan untuk tidak mengonsumsi susu yang diproduksi dengan hormon buatan
Produsen susu memperlakukan sapi dengan hormon pertumbuhan sapi
rekombinan (rBGH atau rBST) untuk meningkatkan produksi susu. Tetapi
rBGH juga meningkatkan infeksi dalam susu. Hal tersebut juga mengarah
pada tingkat yang lebih tinggi dari hormon yang disebut insulin-like
growth dalam susu.
"Pada orang dengan kadar tinggi dari IGF-1 dapat menyebabkan kanker
payudara, prostat, dan usus besar. Solusinya adalah dengan memilih susu
kemasan dengan label untuk rBGH-free, rBST-free, diproduksi tanpa
hormon buatan, atau susu organik," kata Rick North direktur dari
Campaign for Safe Food, Oregon Physicians for Social Responsibility dan
CEO dari Oregon division of the American Cancer Society.
7. Peneliti makanan organik menyarankan untuk tidak makan Apel yang disemprot dengan pestisida
Apel adalah individu yang dicangkokkan atau diturunkan dari satu pohon.
Sehingga setiap varietas mempertahankan rasa yang khas. Dengan
demikian, apel tidak mengembangkan resistensi terhadap hama.
"Paparan pestisida dapat berbahaya bagi kesehatan, yaitu berperan dalam
perkembangan beberapa kanker dan penyakit Parkinson," kata Mark Kastel
seorang peneliti mengenai makanan organik.
source: didunianet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar