Minggu, 05 Mei 2013

Toksikologi


Toksikologi adalah studi tentang efek samping bahan kimia pada organisme hidup. Ini adalah studi tentang gejala, mekanisme, pengobatan dan deteksi keracunan, terutama keracunan orang.
Ilmu ini membutuhkan disiplin lain untuk memahaminya. Cabang cabang ilmu biologi, kimia, biokimia, farmakologi, fisiologi dan patologi adalah ilmu ilmu yang sangat menunjang dalam mempelajari atau mendalami toksikologi.
Para ahli toksikologi (Toxicologist), dengan tujuan dan metoda tertentu tugasnya adalah mencari/mempelajari bagaimana bekerjanya (Harmful action) bahan bahan kimia (beracun) pada jaringan atau tubuh.
Sementara Racun sendiri mempunyai dua pengertian, yaitu :
1. Menurut Taylor, Racun adalah Setiap bahan/zat yang dalam jumlah tertentu bila masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan penyakit dan kematian.

2. Menurut pengertian yang dianut sekarang, Racun adalah Suatu zat yang bekerja pada tubuh secara kimia dan fisiologis yang dalam dosis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi dan mengakibatkan penyakit dan kematian.

. Cara masuknya Racun ke dalam tubuh
Racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, yaitu melalui :
1. Mulut (Peroral, ingesti)
2. Saluran pernapasan (Inhalasi)
3. Suntikan (Parenteral, injeksi)
4. Kulit yang sehat/sakit
5. Dubur/vagina (Perektal/pervaginal)
3. Golongan racun berdasarkan tempat racun mudah didapat
1. Racun di Rumah tangga, seperti :
· Insektisida
· Racun dalam makanan kaleng
· Kosmetika
· Desinfektan
· Deterjen
2. Racun yang ada di lapangan pertanian/perkebunan , seperti :
· Pestisida
· Herbisida
3. Racun yang digunakan dalam dunia pengobatan , seperti :
· Analgetika, obat penenang, antibiotik, antidepresan , dll
4. Racun yang digunakan dalam bidang industri dan laboratorium, seperti :
· Asam –basa
· Logam berat
5. Racun yang ada di alam bebas, seperti :
· Opium, ganja
· Racun singkong
· Racun jamur
· Racun binatang
4. Faktor factor yang mempengaruhi terjadinya Keracunan
Ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya keracunan pada seseorang;
Ø Jenis Racunnya
Ø Dosis Racun
Ø Cara masuk kedalam tubuh
Ø Stabilitas racun dalam tubuh
Ø Resapan racun dalam tubuh
Ø Kondisi tubuh

Cara Kerja racun
1. Racun bekerja setempat (Lokal) ; menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan disertai peradangan, kematian dan shock.
Contoh : - Racun bersifat korosif ; lisol , asam kuat , basa kuat.
- Racun bersifat iritan; arsen, sublimat
- Racun bersifat anestetik; kokain, fenol
2. Racun bekerja sistemik (keseluruh tubuh melalui aliran darah)
Contoh :
- Narkotika, barbiturat, alcohol Jantung
- Insektisida golongan hidrokarbon yang mengandung klor dan fosfor
yang berpengaruh pada hati.
3. Racun bekerja setempat dan sistemik
Contoh :Fenol, arsen, Pb
Fenol selain menimbulkan rasa nyeri (Lokal) juga menyebabkan depresi pada susunan syaraf pusat.

KERACUNAN MAKANAN
Keracunan makanan dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
*Keracunan makanan karena Bakteri penghasil toksin
*Keracunan makanan karena Bakteri bersifat infeksius
*Keracunan makanan karena zat kimia
*Singkong, jengkol, tempe bongkrek dan oncom
1. Keracunan disebabkan oleh toksin yang dihasilkan dalam makanan
Bakteri bakteri penghasil toksin, antara lain : B. cereus, C.botulinum, E.coli dan S.Aureus.
Toksin :
§ Racun yang ditemukan di sejumlah hewan dan tumbuhan dan mikroorganisme.
§ Toksin Botulinum dibentuk saat C.Botulinum tumbuh – toksinnya merupakan Protein
§ Kurang lebih 500 gram toksin cukup untuk membunuh manusia !
A. Clostridium botulinum
Racun Botulisme adalah protein yang tidak tahan panas, serta dapat dihancurkan dengan pendidihan ± 15 menit.
Botulisme disebabkan oleh eksotoksin yang terbentuk pada pertumbuhan clostridium botulinum, pada saat pengolahan, makanan awetan tanpa asam. Makanan yang sering tercemar : Daging, ikan, sayuran, buah zaitun.
Dosis Fatal dari toksin ini adalah makanan yang terkontaminasi < 5 ml (1sendok teh), dosis toksik untuk botulinum tipe proteolitik 0.005- 0.1 mcg, sedangkan dosis toksik untuk botulinum tipe non proteolitik 0.1-0.5 mcg. Toksin ini menyebabkan kelumpuhan otot dengan memblokir syaraf penggerak sel sel lain.
Gejala klinis yang timbul akibat keracunan toksin ini adalah : Mual, muntah, gangguan penglihatan dan vertigo. Sementara gejala patologisnya adalah penyumbatan dan pendarahan pada semua organ, khususnya susunan syaraf pusat. Pada hati dan ginjal terjadi perubahan degeneratif.
Tindakan pencegahan terjadinya keracunan ini adalah :
Ø Perbaikan pada proses pengawetan makanan.
Ø Makanan yang diawetkan (makanan kaleng) dipanaskan ± 15 menit sampai suhu > 80 oC baru dihidangkan
Ø Perhatikan label, segel, bentuk kemasan(Kaleng cembung) pada saat pembelian makanan
Perawatan pada pasien yang keracunan toksin botulinum adalah :
3. Penderita harus dirawat jangan menunggu sampai timbul gejala
4. Tindakan darurat : Pencucian lambung dengan cara dibuat muntah lalu lanjutkan dengan pencucian perut, kecuali pasien diare.
5. Penawar : diberikan antitoksin botulisme sampai 50 ml, sebelumnya lakukan tes sensitifitas terhadap serum dengan menyuntukkan antitoksin yang diencerkan dalam saline 1 : 10 sebanyak 0,1 ml intradermal, tunggu 1 jam baru diberikan dosis sebenarnya.
6. Kejadian biasa : Gangguan pernapasan dibuat dengan pernapasan buatan; pada kelumpuhan pernapasan, pernapasan dipertahankan dengan pertolongan mekanis; pada beberapa pasien dianjurkan diberi Guanidin Hcl 15-40 mg/kg/hr peroral untuk mengembalikan neuromuscular block.
Prognosis : 50% pasien keracunan berat meninggal. Sedangkan yang dapat bertahan hidup, kesembuhannya sama sekali masih berbekas sampai lebih dari 1 tahun.

2. Keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri Infeksius
Bakteri infeksius yang ditularkan melalui makanan, masuk dan berkembang biak di dalam tubuh :
q Salmonella
q Campylobacter
q E.coli (jenis tertentu)
q V.Parahaemolityticus
q V.Cholerae, dll
v Salmonellosis
Terdapat 2200 serotip : 200 serotip merupakan penyebab penyakit yang ditularkan makanan di eropa setiap tahun, 70 % kasus disebabkan oleh S.enteritidis dan S.Typhymurium.
Bahan makanan mentah yang cenderung terkontaminasi Salmonella : unggas, daging, telur, Buah buahan, kerang, rempah rempah dan jamu, air yang tidak diolah.
Gejala klinis utama Diare, demam, keram perut, muntah muntah. Tingkat kefatalan < 1%. Masa inkubasi biasanya 12 – 36 jam.
Orang yang berisiko tinggi terhadap kuman ini adalah : Usia muda, usia tua, wanita hamil, kekebalan yang lemah dan berpenyakit tertentu.
Pada identifikasi di laboratorium terjadi haemoconsentration, biakan feses di temukan salmonella dan organisme lain.
Pencegahan terjadinya keracunan ini adalah :
Ø Salmonella rentan terhadap panas, sehingga masak terlebih dahulu makanan yang akan dihidangkan (± 15 menit)
Ø Pasteurisasi cukup untuk membunuh salmonella pada makanan dengan kelembaban tinggi.
Ø Pemanasan pada 70 oC selama 2 menit biasanya cukup untuk membunuh 10 6 salmonella.
Perawatan :
· Tindakan darurat : berikan Chlor promazine 25 – 100 mg melalui rectal, jika perlu diulang setiap 4 jam untuk penderita muntah muntah berat.
· Tindakan biasa : Istirahat ditempat tidur,dan tidak diberi apa apa melalui mulut sampai muntah munta sesudah 4 jam, beri minum. Jika muntah dan diare berat, jaga keseimbangan cairan tubuh dengan memberikan larutan dextrose 5 % dalam saline.

3. Keracunan makanan yang disebabkan oleh bahan kimia
Bahaya bahan kimia dalam bahan Pangan :
ÿ Cemaran Industri dan lingkungan
ÿ Cemaran yang berasal dari bahan kimia turunan biologis
ÿ Cemaran yang dihasilkan selama pengolahan
ÿ Bahan kimia pertanian yang digunakan secara tidak tepat
ÿ Bahan tambahan kimia yang digunakan secara tidak tepat
ÿ Bahaya fisik

1. Cemaran industri dan lingkungan :
Bahan Kimia
Sumber
Bahan Pangan
Timbal
Kadmium
Dioksin
Merkuri
Emisi kendaraan, peleburan, cat, pelapis kaca
Pengolahan limbah selokan, peleburan
Senyawa tidak murni, pembakaran
Klor - alkalis
Sayur sayuran, makanan kaleng, makanan bersifat asam.
Biji bijian, sayuran, daging, kerang.
Ikan, susu, lemak hewan
Ikan
2. Pencemaran yang dihasilkan selama pengolahan
Hidrokarbon aromatik berinti banyak
Amina heterosiklik, nitropirene
Nitrosamin
Etil karbamat (Uretan).
3. Bahan kimia pertanian yang pemakaiannya tidak :
Pestisida dan obat hewan : Anti mikroba, obat cacing, terapi.
Pupuk, Racun tikus dll.
4. Bahan tambahan kimia yang penggunaannya tidak tepat.
Langsung : anti oksidan, pewarna, bahan pengawet, pemanis dll
Tidak langsung : deterjen, peralatan masak dll
5. Penggunaan bahan tambahan kimia yang tidak tepat : bahan tambahan terlarang
Boraks, asam borat, formaldehida dan pewarna yang tidak aman : Rhodamine B
Bahaya bahan kimia di Rumah :
· Makanan dan air yang tercemar
· Peralatan masak yang tercemar logamberat
· Piring keramik yang disepuh dengan bahan beracun
· Kristal bertimah yang dipakai untuk makanan asam
· Bahan kimia lain yang dipakai di rumah.
Bahaya bahan kimia dalam makanan :
Keracunan
Gejala : mual, muntah dan diare, dan penyakit ini biasanya bertahan 24 – 48 jam
Perawatan : Jika gejala terus berlangsung dan menunjukkan keracunan logam maka perlu dilakukan perawatan khusus.

4. Jengkol (Phetecolobium labatum) termasuk Pete
Penyebab Keracunan (asam amino yang mengandung belerang)
Asam jengkolat : zat ini sukar larut dalam air .
Urine yang dianalisa di laboratorium :
- Hablur hablur Jengkol yang berbentuk ceper(Roset)

Gejala gejala kejengkolan :
v Rasa nyeri didaerah pinggang kadang kadang disertai kejang
v Kencing sedikit sedikit, adakalanya berwarna merah dan putih
v Perut kembung dan tdk bisa BAB
v Urine berbau jengkol
Gejala keracunan jengkol berat :
v Rasa nyeri disekitar ginjal
v Rasa sakit waktu buang urine
v Perut kembung, mual, muntah
v Sukar BAB dan Flatus
v Tidak dapat buang urine sama sekali karena pembuluh urine penuh dengan roset.

P3K :
v Berikan susu campur telur
v Berikan 4 butir bikarbonat natriccus supaya urine menjadi basa
v Beri minum sebanyak mungkin
v Dibawa ke RS
Pencegahan :
v Jengkol rendam dahulu dengan air panas selama semalam dan air rendaman sering diganti sebelum dimakan.
v Untuk menghilangkan asam jengkolatnya, jengkol ditanam dahulu selama 2 – 3 hari



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pink Skull Crossbones