Oleh: M. Ahkam Subroto (Dr. Ir. M. Ahkam Subroto, M.App.Sc., APU. Peneliti LIPI Cibinong Science Center)
Papua merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan
keanekaragaman hayati, termasuk tanaman obat. Beberapa tanaman obat asal
Papua telah menyedot perhatian banyak kalangan, baik kalangan medis
konvensional maupun kalangan pengobatan komplementer dan alternatif,
termasuk di antaranya adalah mahkota dewa yang populer pada awal 2000,
buah merah 2004 dan keben 2005. Kini herbal-herbal tersebut masih terus
dibicarakan dan digunakan oleh masyarakat luas. Khasiatnya mulai pula
diakui di luar negeri.
Awal 2006 kami telah memperkenalkan satu herbal lagi dari Papua yang
juga mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat luas, yaitu tumbuhan
sarang semut. Sarang semut memiliki banyak khasiat untuk pengobatan
berbagai penyakit, mulai dari yang ringan seperti mimisan, maag, asam
urat dan wasir hingga penyakit-penyakit berat seperti tumor, kanker, TBC
dan jantung koroner. Selain itu, tumbuhan ini dapat meningkatkan dan
memperlancar produksi air susu ibu (ASI) dan memulihkan kesehatan wanita
setelah persalinan, meningkatkan stamina dan sebagai afrodisiak
(meningkatkan gairah seksual).
Mengenal Tumbuhan Sarang Semut
Sarang semut yang telah dikenal oleh masyarakat luas adalah
sarang semut berupa lubang-lubang di tanah, bangunan atau daun-daun di
pohon yang dibuat sendiri oleh koloni semut tertentu, bisa semut merah,
rangkang, semut hitam, atau semut putih. Namun yang dimaksud di sini
bukan sarang semut seperti itu, melainkan tumbuhan epifit yang menempel
di pohon-pohon besar yang batang bagian bawahnya menggelembung berisi
rongga-rongga yang disediakan sebagai sarang semut jenis tertentu.
Sarang semut merupakan tumbuhan dari Hydnophytinae (Rubiaceae) yang
berasosiasi dengan semut. Tumbuhan ini bersifat epifit, artinya menempel
pada tumbuhan lain, tidak hidup secara parasit pada inangnya tetapi
hanya memanfaatkannya untuk menempel. Contoh epifit lain yang lazim
dijumpai hidup di pohon adalah lumut kerak, lumut, alga, tumbuhan
perambat dan anggrek. Sebenarnya ada 5 genus sarang semut dari famili
Rubiaceae, namun hanya genus Hydnophytum dan Myrmecodia yang paling
dekat berasosiasi dengan semut. Genus sarang semut tersebut dibagi
menjadi beberapa spesies berdasarkan struktur umbinya. Hydnophytum
terdiri dari 45 spesies dan Myrmecodia 26 spesies. Semua spesies dari
tumbuhan ini memiliki batang menggelembung yang berongga-rongga
menyerupai buah yang umumnya dihuni oleh semut.
Penyebaran sarang semut mulai dari Semenanjung Malaysia hingga
Filipina, Kamboja, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, Papua Nugini, Cape
York hingga Kepulauan Solomon. Di Propinsi Papua, tumbuhan sarang semut
dapat dijumpai terutama di daerah Pegunungan Tengah, yaitu di hutan
belantara Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Puncak
Jaya, Kabupaten Pegunungan Bintang dan Kabupaten Paniai. Keanekaragaman
terbesar dari sarang semut ditemukan di pulau Papua dimana spesies
dataran tingginya adalah lokal spesifik.
Secara ekologi, sarang semut tersebar dari hutan bakau dan
pohon-pohon di pinggir pantai hingga ketinggian 2400 m. Sarang semut
paling banyak ditemukan di padang rumput dan jarang ditemukan di hutan
tropis dataran rendah, namun lebih banyak ditemukan di hutan dan daerah
pertanian terbuka dengan ketinggian sekitar 600 m. Ia banyak ditemukan
menempel pada beberapa pohon, umumnya di pohon kayu putih, cemara
gunung, kaha, dan pohon beech, tetapi jarang pada pohon-pohon dengan
batang halus dan rapuh seperti Eucalyptus. Sarang semut juga tumbuh pada
dataran tanpa pohon dengan nutrisi rendah dan di atas ketinggian pohon.
Di habitat liarnya sarang semut dihuni oleh beragam jenis semut dan
seringkali oleh tiga spesies dari genus Iridomyrmex. Identifikasi yang
kami lakukan terhadap sarang semut Myrmecodia pendens menunjukkan bahwa
tumbuhan ini dihuni oleh koloni semut dari jenis Ochetellus sp.
Pengetahuan Tradisional Sarang Semut
Dari literatur tercatat hanya ada 1 spesies Hydnophytum dan 1
spesies Myrmecodia yang digunakan sebagai bahan obat oleh penduduk lokal
suatu daerah tertentu di Asia Tenggara, yaitu Hydnophytum formicarum
Jack dan Myrmecodia tuberosa Jack. Di Indonesia, H. formicarum yang di
Jawa disebut urek-urek polo bentuk pastanya digunakan untuk mengobati
pembengkakan, sakit kepala dan rematik. Sedangkan air rebusannya
digunakan untuk mengobati hernia dan maag. Di Filipina, air rebusannya
digunakan untuk mengobati liver dan masalah pencernaan. Di Thailand,
serbuknya digunakan untuk antelmintik (obat cacing), tonik jantung,
penyakit tulang, penyakit kulit, penyakit paru-paru, sakit di persendian
dan sebagai bahan campuran untuk obat antidiabetes. Di Malaysia, air
rebusannya digunakan untuk mengobati kanker. Di Vietnam, tumbuhan ini
digunakan untuk mengobati hepatitis, rematik dan diare.
Di Indonesia pasta dari spesies M. tuberosa, disebut rumah semut,
digunakan untuk mengobati pembengkakan dan sakit kepala. Selain itu,
spesies lain M. pendans juga digunakan secara tradisional oleh penduduk
lokal tertentu di Papua untuk menyembuhkan beragam gangguan kesehatan,
namun tidak jelas jenis-jenis penyakit yang dapat disembuhkan dengan
sarang semut jenis ini. Berdasarkan pengetahuan tradisional inilah
akhirnya kami sejak tahun 2002 mulai mengembangkan dan mempopulerkan
sarang semut jenis ini sebagai obat beragam penyakit seperti
tumor/kanker, jantung koroner, wasir, stroke, rematik, gangguan prostat,
dll. Serangkaian penelitian ilmiah telah kami lakukan di LIPI untuk mengungkap khasiat sarang semut ini.
Kandungan Senyawa Aktif
Analisis kimia dari sarang semut menunjukkan bahwa tumbuhan ini
terutama mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid dan
tanin. Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa
fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6000
senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid
merupakan bagian penting dari diet kita karena banyak manfaatnya bagi
kesehatan. Fungsi kebanyakan flavonoid dalam tubuh kita adalah sebagai
antioksidan. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi
struktur sel, memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan
efektivitas vitamin C), antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan
sebagai antibiotik. Dalam banyak kasus flavonoid dapat berperan secara
langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme
seperti bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai antivirus telah
banyak dipublikasikan, termasuk untuk virus HIV (AIDS) dan virus herpes.
Selain itu, flavonoid juga dilaporkan berperan dalam pencegahan dan
pengobatan beberapa penyakit lain seperti asma, kataraks, diabetes,
encok/rematik, migren, wasir, dan periodontitis (radang jaringan ikat
penyangga akar gigi). Kemampuan sarang semut untuk pengobatan berbagai
jenis kanker/tumor, TBC, dan encok/rematik berkaitan erat dengan
kandungan flavonoidnya.
Tanin merupakan astringen, polifenol tanaman rasa pahit yang dapat
mengikat dan mengendapkan protein. Umumnya tanin dikenal digunakan untuk
penyamakan kulit, namun tanin juga banyak aplikasinya di bidang
pengobatan, misalnya untuk pengobatan diare, hemostatik (menghentikan
perdarahan), dan wasir. Kemampuan sarang semut untuk pengobatan wasir
dan mimisan berkaitan erat dengan kandungan taninnya.
Selain itu, sarang semut kaya akan antioksidan tokoferol (vitamin E)
dan beberapa mineral penting untuk tubuh seperti kalsium, natrium,
kalium, seng, besi, fosfor dan magnesium.
Di dalam sistem metabolisme tubuh, kalsium berfungsi dalam kerja
jantung, impuls syaraf, dan pembekuan darah. Besi berfungsi dalam
pembentukan hemoglobin, transpor oksigen, aktivator enzim. Fosfor
berfungsi dalam penyerapan kalsium dan produksi energi. Natrium memiliki
peranan dalam kesetimbangan elektrolit, volume cairan tubuh dan impuls
syaraf. Kalium berfungsi dalam ritme jantung, impuls syaraf dan
kesetimbangan asam-basa. Seng memiliki fungsi dalam sintesis protein,
fungsi seksual, penyimpanan insulin, metabolisme karbohidrat dan
penyembuhan luka. Sedangkan magnesium memiliki peranan dalam fungsi
tulang, hati, otot, transfer air intraseluler, kesetimbangan basa dan
aktivitas neuromuskuler. Fungsi-fungsi mineral di atas dapat menjelaskan
beberapa khasiat lain dari sarang semut, misalnya dalam membantu
mengatasi berbagai macam penyakit/gangguan jantung, melancarkan haid dan
mengobati keputihan, melancarkan peredaran darah, mengobati migraen
(sakit kepala sebelah), gangguan fungsi ginjal dan prostat, memulihkan
kesegaran dan stamina tubuh, dan memulihkan gairah seksual.
Aktivitas Farmakologi Sarang Semut
Di beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam,
riset sarang semut dari jenis H. formicarum telah mulai dilakukan sejak 5
tahun yl, terutama yang berkaitan dengan evaluasi toksisitas,
antioksidan dan antikanker. Sejauh ini telah dilaporkan bahwa ekstrak
metanol, metanol:air (1:1), dan air dari H. formicarum telah terbukti
dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis sel tumor dan kanker secara
in vitro dengan aktivitas yang cukup tinggi. Salah satu mekanisme yang
telah terungkap adalah induksi apoptosis yang ditunjukkan dengan adanya
perubahan morfologi dan fragmentasi DNA.
Ekstrak etanol dari H. formicarum juga dilaporkan mengandung senyawa
aktif inhibitor histone deacetylase (HDAC) yang memiliki aktivitas
antikanker yang efektif. Inhibitor HDAC merupakan kelas senyawa aktif
yang saat ini tengah diuji klinis sebagai antikanker. Inhibitor HDAC
telah dibuktikan dapat menghambat pertumbuhan sel tumor, menginduksi
diferensiasi dan menyebabkan kematian sel apoptotik dari sel-sel kanker
payudara, paru-paru, indung telur, prostat dan usus. Diduga inhibitor
HDAC menyebabkan aktivasi transkripsional dari beberapa gen yang
ekspresinya menyebabkan penghambatan pertumbuhan tumor.
Ekstrak air dan kloroform dari H. formicarum telah dilaporkan pula
memiliki aktivitas antioksidan yang kuat melalui uji radikal bebas
1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dengan konsentrasi penghambatan
(IC50) masing-masing sebesar 32,95 mg/ml dan 39,1 mg/ml. Satu senyawa
murni yang telah berhasil diisolasi dari ekstrak heksana H. formicarum
adalah stigmasterol yang memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel
kanker payudara dan sel kanker nasofaring dengan nilai LC50 sebesar 87,7
dan 34,3 mg/ml.
Multi khasiat sarang semut jenis M. pendans diduga kuat berkaitan
dengan kandungan senyawa aktifnya, terutama dari golongan flavonoid,
tanin, tokoferol, multi-mineral (Ca, Na, K, P, Zn, Fe, Mg) dan
polisakarida. Ekstrak etanol dari M. pendans memiliki aktivitas
antioksidan sedang dengan IC50 sebesar 48,6 mg/ml. Ekstrak yang sama
memiliki aktivitas pula sebagai inhibitor xanthine oxidase (anti asam
urat) yang setara dengan allopurinol pada konsentrasi 200 mg/ml. Uji
toksisitas yang telah dilakukan terhadap ekstrak air M. pendans
menunjukkan bahwa konsumsi sarang semut pada dosis 3 x 1 sendok makan
(dosis yang lazim dikonsumsi) masih tergolong aman. Senyawa murni yang
telah berhasil diisolasi adalah dari golongan steroid/terpenoid dan
flavonoid glikosida.
Cara Pemanfaatan untuk Pengobatan Alternatif
Saat ini ada 2 bentuk produk sarang semut yang beredar di
pasaran, yaitu serbuk kering dan kapsul ekstrak air. Cara pemakaian
untuk serbuk sarang semut adalah sebagai berikut: (1) Tuangkan satu
sendok makan penuh (sekitar 10 g) bubuk tersebut ke dalam panci yang
terbuat dari stainless steel (jangan menggunakan panci aluminium, bisa
bocor) berisi kurang lebih 500 ml air (2 gelas); (2) Masak bubuk
tersebut sampai mendidih, api dikecilkan sambil diaduk sesekali selama
sekitar 15 menit (2 gelas air menjadi 1 gelas); (3) Dinginkan hasil
rebusan tersebut; (4) Saring air hasil rebusan tersebut dan air hasil
rebusan tersebut siap diminum.
Secara umum, anak-anak usia di bawah 10 tahun diberi minum setengah
takaran dewasa dengan dosis penggunaannya adalah: a). untuk penyembuhan:
minumlah air hasil rebusan tersebut secara teratur 2-3 kali sehari
hingga sembuh dan setiap takaran obat hanya untuk satu kali pemakaian;
b). untuk pencegahan: dapat diminum secara teratur 1-2 kali seminggu
agar tetap sehat dan bugar. Sedangkan untuk sediaan dalam bentuk kapsul
(@500 mg), dosis pengobatan untuk setiap penyakit pada umumnya 1-2
kapsul sekali minum, 3x sehari, untuk meningkatkan ASI 2 x 1 kapsul
sehari dan untuk stamina, 2 x 1 kapsul sehari.
Sebagai penutup perlu ditekankan di sini bahwa dari sekian banyak
spesies sarang semut yang ada, hanya ada 3 spesies yang berkhasiat obat
sesuai dengan pengetahuan tradisional penduduk lokal di Asia Tenggara,
yaitu H. formicarum, M. tuberosa dan M. pendans. Karena itu, demi
keamanan pemakaian disarankan agar masyarakat bersikap berhati-hati
dalam memilih jenis sarang semut yang tepat untuk pengobatan.
Source : http://www.sarang-semut.co.id/artikel.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar